Translate

ALLAH ABRAHAM DALAM PERSPEKTIF KRISTEN

Abraham (Tenak) atau Ibrahim (Quran) disebut sebagai Bapa Orang Percaya (Roma 4:11) sebagai titik tolak kepercayaan umat Allah. Allah memanggil Abraham, karena itu dikenallah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub sebagaimana di dalam kitab Shemot (Keluaran) 3:6. Dalam sebutan yang dikenal oleh orang Israel (yang menyembah Allah yang disebut Yahweh), sebutan Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub setelah zaman Musa sampai hari ini tetap dipergunakan, bahkan sebutan ini lebih dikenal oleh orang Israel karena mereka tidak berani menyebut Yahweh (YHWH - red Ibrani) karena nama itu terlalu kudus dan tidak sembarangan diucapkan.

Sebutan Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub juga lebih populer bagi orang Israel karena mereka merasa bahwa pengenalan mereka kepada Allah bertitik tolak dari pengenalan Abraham dengan proses pencarian Abraham tentang Allah dan sangat manusiawi sekali bagaimana pencarian Abraham tersebut digambarkan dalam Alkitab. Selanjutnya, dilanjutkan oleh Ishak, Yakub dan seterusnya, sehingga lebih dikenal dengan rumusan "Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub".

Menurut kitab Bershit (Kejadian) 12 - 50, Allah yang memanggil Abraham diyakini sama dengan Allah yang kemudian disembah oleh Israel sebagai Yahweh. Namun, Allah itu juga disebut dengan nama lain, yaitu El. Sebutan ini sering digabungkan dengan ungkapan lain, misalnya El Eyon (Allah Yang Mahatinggi) - (Kejadian 14:18-22), El Roi (Allah yang melihat aku) - Kejadian 16:13, El Syadday (Allah Yang Mahakuasa) - Kejadian 17:1; 28:3; 35:11; 43:14 dan El Olam (Allah yang kekal) - Kejadian 21:33.

Dalam bahasa-bahasa Semith, terdapat kata yang seakar dengan kata El, yaitu kata 'Il' yang keduanya dapat berfungsi sebagai kata benda yang berarti illahi, sama seperti Elohim, Eloah atau menjadi nama pribadi bagi ilah itu. Karenanya, kata El kadang-kadang disalin dengan kata "EL" (nama) yang diterjemahkan sebagai "Allah" atau "Ilah". Dalam agama Kanaan, El dianggap sebagai kepala Dewa atau di Palestina sebagai Dewa Subur. Jadi, penggunaan kata El dimaksudkan agar mudah dimengerti menurut budaya setempat. Bisa dibandingkan bagaimana Allah itu disebut dengab Debatah (menurut tradisi Batak) atau Tien (menurut tradisi Mandarin). Kata El kemudian dipergunakan oleh Abraham untuk memperkenalkan Yahweh, namun di dalamnya tidak terjadi sinkritisme. 

Allah itu Kekal
Allah itu adalah Dzat (pemahaman Dzat di sini tidak bisa disamakan dengan pemahaman "zat" dalam ilmu alam. Karena itu, penulisannya pun agak berbeda). Allah adalah Dzat (Wajibul Wujud) yang tidak bisa disamakan atau diserupakan dengan apapun, yang tidak ada tandingan-Nya, bandingan-Nya dan sandingan-Nya. Allah yang kekal itu adalah Allah Yang Esa, Allah Yang Gaib; Allah itu Roh - Yohanes 4:24.

Allah itu Esa
Keesaan Allah yang diberitakan oleh Abraham telah menjadi syahadat bagi umat Perjanjian Lama. "Shema Yissrael Adonay Elohenu Adonai Ehad" - "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu Esa" - Devarim - (red Ulangan) 6:4. Keesaan Allah itu ditegaskan dalam Hukum Taurat: "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku; Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi; Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku TUHAN, Allahmu" - Keluaran 20; Yesaya 44-46.

Keyakinan Kristen bukanlah keyakinan yang baru. Keyakinan Kristen harus bertitik tolak dan melanjutkan keyakinan umat Perjanjian Lama. Untuk memahami Perjanjian Baru harus didasarkan pada Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Baru pun berita tentang Allah Yang Esa itu tetap menjadi titik sentral pengenalan Allah yang benar. Hal ini dapat kita lihat dalam Markus 12:29, "Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, TUHAN Allah kita, TUHAN itu Esa". Matius 4:10b, "Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah TUHAN, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti". Yohanes 17:3, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus". 1 Korintus 8:4b, "Tidak ada berhala di dunia ini dan tidak ada allah lain daripada Allah yang Esa".

Dengan demikian, jelaslah bagi kita akan keyakinan Kristen terhadap Allah Yang Esa dan kekal itu, bahkan keyakinan ini lebih dipertegas lagi dalam pengakuan iman Nicea (325 M), di mana dikatakan, "Uminu Bi Ilahim Wahidin, Abin Dhobitul Kulli, Kholiqus Sama'I Wal Ardhi, Kullu Ma Yuro Wala Yuro" (Aku percaya kepada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi dan segala sesuatu yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan).

Dzat dan Sifat
Tertulianus (160-225 M) menyebut istilah "Dzat" dengan kata "Ousia". Dua sifat Allah yang mutlak ada di dalam Dzat-Nya, yaitu Roh dan Firman, yang melekat sehakekat, yang wajib ada dan mustahil tidak ada, sebab Allah itu hidup dari sejak kekekalan dalam keesaan-Nya sudah memiliki Roh. Roh tidak diciptakan kemudian, sebab seandainya Roh diciptakan kemudian, maka hal ini berarti Allah pernah tidak memiliki Roh, berarti Allah itu mati. Begitu juga dengan firman. Firman sudah ada sejak Allah itu ada dan Firman tidak diciptakan.

Post a Comment for "ALLAH ABRAHAM DALAM PERSPEKTIF KRISTEN"