Translate

Mengenal Ajaran Hyper Grace 5

Mengenal ajaran hyper grace ~ Sedangkan tanggung-jawab orang percaya adalah meresponi kasih karunia Allah di dalam keselamatan dengan melakukan apa yang manusia bisa lakukan. Di seluruh Alkitab di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru kita menemukan kata dan kalimat yang berisi larangan, ajuran, teguran, nasehat, peringatan dan lain-lain yang menunjukkan supaya kita menjalani dan melakukan segala sesuatu di dalam hidup ini sebagai orang percaya. Bahkan di dalam kebebasannya orang percaya juga bisa hidup menurut kedagingan, melawan Allah dan menghujat Roh Kudus.

Pada prinsipnya di dalam kehidupan menjalankan keselamatan sebagai proses pemurnian, kita terus meminta kasih karunia Allah agar tetap ada di dalam kehendak-Nya, dengan diberi kekuatan dan hikmat Allah dalam menjalankan Firman Tuhan.Hal lain yang perlu dipahami dari ajaran “radical grace” sebagai ‘hyper grace” adalah meskipun memang kasih karunia keselamatan berdampak pada kehidupan orang percaya, namun tidak pada tempatnya menyeret pesan Alkitab tidak sesuai dengan konteks dan tujuannya.



Hal ini menimbulkan kebingunan dan tidak utuh, bahkan kesalahan fatal. “Radical grace” mengajarkan Tuhan ingin kita berhenti berusaha mengupayakan keberhasilan, dan mulai menerima kemurahan berkat-berkat dan kesembuhan yang Yesus capai di kayu salib.

Saat Ia digantung pada kayu salip sekitar 2.000 tahun yang lalu. Ia berseru dengan suara nyaring, Sudah selesai ! Segala sesuatu yang anda dan saya perlu untuk berkuasa dalam hidup kita sudah dicapai Yesus di kayu salib demi kita. Itulah sebabnya mengapa kita menyebut apa yang Yesus lakukan dikayu salib “Karya-Nya yang Sempurna !” Ia menyelesaikannya. Ia melengkapinya. Itu sudah diselesaikan! (DTR, hlm. 5).

Memang benar bahwa segala berkat kita datangnya dari Tuhan dan itu merupakan kasih karunia, tetapi pesan salib yang utama adalah untuk keselamatan itu sendiri, bukan untuk hal praktis dalam kehidupan orang percaya. Keselamatan tidak ada kontribusi manusia, sedangkan mencapai keberhasilan, dan berkat-berkat-Nya kita harus beriman dan bekerja. Sudah selesai itu berbicara esensi yaitu keselamatan, dosamu sudah dibayar lunas.

2. Kasih karunia bukan pribadi. 
Kasih karunia adalah bagian dari sifat Allah, bukan pribadi atau Tuhan Yesus sendiri. Tuhan Yesus bisa dikatakan wujud atau ungkapan dari kasih karunia Allah untuk menebus dosa manusia. Ciri-ciri dari pribadi di antaranya memiliki pengetahuan, perasaan, bisa berbicara atau berkomunikasi, kasih karunia tidak bisa seperti itu.


Alkitab tidak pernah sama sekali menunjukkan secara tertulis atau pun tidak tertulis bahwa kasih karunia itu pribadi. Alkitab tidak pernah mengajarkan untuk menyembah, memuji dan meninggikan kasih karunia. Kalau mempercayai kasih karunia untuk keselamatan dan hidup di dalam kasih karunia itu semua tidak terlepas sebagai kasih karunia Allah Tritunggal. Allah Tritunggal-lah sebagai pribadi yang kita sembah dan percayai yang memberikan kasih karunia-Nya kepada setiap orang yang percaya kepadanya.