Translate

Doktrin Keselamatan

Doktrin keselamatan ~ 2. Manusia berdosa dibenarkan karena pengakuan percaya kepada Yesus - Roma 10:9b-10. Kitab suci mengatakan bahwa Allah menghendaki semua manusia beroleh keselamatan -- 1 Tim.2:4. Namun, secara tegas dan tanpa tedeng aling-aling Allah juga mengatakan bahwa upah dosa adalah maut - Kejadian 2:17; Roma 6:23a. Lihatlah delema ini, di satu sisi Allah itu kasih, tetapi di sisi lain, Allah itu adil. Bagaimana dilema ini dipecahkan? Jawabannya adalah kematian Yesus Kristus di kayu salib!

Kematian Yesus di kayu salib sebagai perwujudan kasih Allah kepada manusia yang sama sekali tidak mampu mengatasi persoalan dosa, sekaligus penegakan keadilan Allah atas dosa yang telah diperbuat oleh umat manusia yang dikasihi-Nya. Yesus dapat menebus dosa manusia karena Dia tidak berdosa sehingga dapat menggantikan hukuman kita di hadapan Allah - Yoh.8:46; 1 Pet.2:22; 1 Yoh.3:5; Ibr.4:15. Yesus Kristus adalah Anak Domba yang tidak bernoda dan tidak bercacat -- 1 Pet.1:19. Dia juga adalah seorang Imam Besar yang memenuhi kriteria kekudusan dan tidak perlu mempersembahkan kurban untuk dosa-Nya sendiri karena Dia sama sekali tidak mengenal dosa dan tidak dapat berbuat dosa - Ibrani 7:26-27.

Kerinduan Allah agar semua manusia beroleh keselamatan perlu dimaknai secara benar. Alkitab tidak mengajarkan paham universalisme, tetapi paham universalitas. Paham universalitas adalah suatu pandangan yang menyatakan bahwa kematian Yesus di kayu salib ditawarkan kepada semua orang berdosa, tetapi kematian-Nya hanya berlaku bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Berbeda halnya dengan paham universalisme yang menyataan kematian Yesus berlaku bagi semua orang, entah dia beriman kepada Yesus atau tidak, entah apa pun kepercayaannya, bahkan tidak beragama sama sekali pun pada akhirnya ia akan beroleh keselamatan kekal. Pandangan universalisme didasari kesalahan dalam memahami eksistensi Allah yang maha kasih serta maksud kematian Yesus Kristus di kayu salib. Pandangan universalisme sangat menyesatkan dan bertentangan dengan ajaran Alkitab.


Alkitab tegas mengatakan bahwa manusai berdosa hanya dituntut untuk mengaku dengan mulutnya dan percaya dengan segenap hati kepada Yesus Kristus, maka ia akan diselamatkan - Roma 10:9b-10. Kata "mengaku" dalam ayat tersebut diterjemahkan dari kata kerja Yunani homologeses yang dapat diartikan mengakui (Mat.10:32; Kis.23:8, mengaku (Yoh.1:20; 9:22; 1 Yoh.4:15), membuat sumpah atau ikrar (Mat.14:7; 1 Tim.6:12), berkata terus terang (Mat.7:23), memuliakan (Ibr.13:15). Kata dasarnya adalah homologeo dari kata homou yang artinya bersama dan logs yang artinya firman atau perkataan. Jadi, hal yang ditegaskan di sini adalah keselamatan karena iman -- dalam hati kita percaya, menerima firman Allah, dan berterus terang tanpa malu mengakui Yesus Kristus sebagai Juruselamat.

Dalam pengakuan percaya itu terdapat tiga aspek yang terkait di dalamnya. Pertama, intelek. Pertobatan yang sejati bukan takut akan tuntutan hukuman yang akan menimpa (Mzm.51:3,7,11; Roma 10:1-3). Kedua, perasaan. Ada kesedihan yang dalam karena penyesalan (Mzm.51:8;19; Mat.5:4). Dan ketiga, kemauan. Ada suatu kesadaran, bukan karena keterpaksaan atau perasaan malu untuk mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadinya.

Pada dasarnya manusia tidak dapat menyelesaikan permasalahan dosa sehingga Tuhan sendiri yang berinisiatif untuk menyelamatkan manusia. Upaya penyelamatan itu didasari rasa solidaritas Tuhan atas manusia ciptaan-Nya serta kasih-Nya yang besar atas umat manusia. Manusia berdosa hanya dituntut untuk beriman kepada Yesus. Mungkin Anda bertanya, "Kenapa harus menerima dan mengakui Yesus sebagai Juruselamat?" Jawabannya, karena memang sudah ditetapkan atau digariskan demikian. Yesus bukan salah satu jalan keselamatan untuk beroleh hidup kekal, tetapi Yesus satu-satunya jalan keselamatan untuk beroleh hidup yang kekal (Band. Yoh.3:16; Kis.4:12). Tidak ada jalan lain untuk beroleh hidup kekal selain di dalam Tuhan Yesus Kristus.